BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan hal yang banyak ditemui di
berbagai belahan dunia manapun termasuk di Indonesia. Berbagai mata pencarian
dan usaha-usaha banyak yang memanfaatkan tanah sebagai media penghasilan.
Seperti halnya masalah pertanian dan perkebunan. Pada umumnya, tanah di
Indonesia digunakan sebagai tanah pertanian, media budidaya tanaman hias,
tanaman holtikultura dan palawija.
Dapat diketahui bahwa tanah yang digunakan
untuk berbagai usaha guna memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia,
terwujudnya adalah melalui berbagai tahapan-tahapan yang panjang dan
berjuta-juta tahun umurnya”. Hal ini perlu dicamkan mengingat kini tidak sedikit manusia yang menelantarkan
tanah dengan berbagai perlakuan yang keliru dan tidak dapat dipertanggung
jawabkan. Perbuatan seperti itu seakan-akan menolak kemurahan Tuhan Yang Maha
Esa,yang telah menciptakan tanah bagi kepentingan manusia.(Sutedjo,1991:1)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Lengas Tanah?
2. Bagaimana Cara mengukur lengas tanah menggunakan
metode gravimitri dan tensiometer?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1
Tujuan
1. Mempelajari apa
yang dimaksud dengan lengas tanah
2. Memahami dan mengerti cara menggunakan alat-alat
pengukuran lengas tanah
1.3.2
Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami apa yang
dimaksud dengan lengas tanah dan pengaruhnya terhadap kebutuhan tanaman
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bagaimana cara
menggunakan alat pengukur lengas tanah beserta fungsinya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Tanah
Tanah adalah akumulasi tumbuhan alam yang bebas dan
menduduki sebagian besar lapisan atas permukaan bumi. Ada empat lapisan dari
tanah yakni, lapisan tanah atas (topsoil), lapisan tanah bawah (subsoil),
lapisan batuan induk terlapuk (regalith) dan lapisan batuan induk (bedrock).
Menurut Kamus Umum Tanah
adalah lapisan permukaan tanah yang gembur, seperti halnya lahan, debu dengan
bumi. Menurut Ensiklopedi Indonesia, Tanah adalah campuran bagian - bagian
batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang
timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik
berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak
tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi
berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu,
Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara
biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu
tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang
produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman
pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
2.2
Kadar Lengas Tanah
Lengas
tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh baerbagai kakas
(matrik, osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan
permukaan jenis dan kerapatan muatan elektrostatik tanah. Tegangan lengas tanah
juga menentukan berapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas
tanah yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan air ketersediaan (
Notohadiprabowo, 2006). Keberadaan
lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan
tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas tanah dipengaruhi oleh
perilaku dan keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi oleh
keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan
dengan konsentrasi tinggi (Bridges, 1979).
Jumlah air tanah yang bermanfaat untuk
tanaman mempunyai batas – bata tertentu. Seperti pada kekurangan air, kelebihan
air dapat merupakan kesukaran. Air yang kelebihan itu tidaklah beracun, akan
tetapi kekurangan udara pada tanah – tanah yang tergenanglah yang menyebabkan
kerusakan. Tanaman dapat ditanam dengan memuaskan dalam larutan air bila aerasi
diberikan dengan baik (Kelly,2002).
Dalam kaitanya dengan daya penyimpanan air,
tanah pasiran mempunyai daya pengikat terhadap lengas tanah yang relative
rendah karena permukaan kontak antara tanah pasiran ini didominasi oleh pori –
pori mikro satu. Oleh karena itu, air yang jatuh ketanah pasiran akan segera
mengalami perkolasi dan air kapiler akan mudah lepas karena evaporasi
(Mukhid,2010).
Pengukuran kadar lengas tanah menggunakan 2
persamaan, yaitu:
1.
Persamaan
menggunakan berat
Kandungan air , 
Persentase kandungan lengas tanah, Pm = 
Pm disebut sebagai kandungan lengas tanah
dalam % berat tanah kering.
2. Persamaan menggunakan volume
Kandungan air, 
Dimana,

Hubungan antara volume, bulk density, dan
kandungan lengas dalam % berat kering akan menghasilkan besarnya nilai
kelengasan tanah dalam % volume (Pv). Dapat dirumuskan:
Pv = pm . As
Pv = (
m x 100%)
b
2.3 Bulk Density (As)
Bulk density merupakan
petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi Bulk density
berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya
Bulk density kurang dari 0,85 (S.Hardjowigeno, 1981).
Bahan organik lebih ringan
daripada bahan mineral. Disamping itu bahan organik akan memperbesar pori
tanah. Nilai Bulk density akan lebih rendah bahan organik penyusun tanah tinggi
karena bahan organik dapat memperkecil berat (S) tanah dan dapat memperbesar
porositas tanah serta memiliki berat yang kecil dibanding dengan bahan mineral.
Tanah dengan nilai bulk density yang kecil baik untuk lahan pertanian sebab
Bulk density yang kecil bahan organik yang dikandungnya akan semakin besar
sehingga akan menyebabkan airasi dalam tanah tersebut menjadi lebih baik. Tanah
yang memiliki Bulk density tinggi atau besar mempunyai kandungan bahan mineral
yang banyak, namun porositasnya rendah karena semakin tinggi nilai Bulk
densitynya maka porositasnya akan berkurang (Pairunan,dkk.1985).( http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2111653-tinjauan-pustaka-bulk-density)
2.4 Particle Density
Particle Density
didefinisikan sebagai berat suatu volume kepadatan tanah. Jelasnya yang
dimaksud dengan tanah disini adalah volume tanah saja, jadi tidak termasuk
volume ruang-ruang yang terdapat diantara partikel (ruang pori). Satuan dari
partcle density sama dengan bulk density yaitu gr/cm3. Particle
density dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Particle Density Pada Tanah Permukaan
Tanah permukaan
biasanya mempunyai kerapatan yang lebih kecil dari sub soil, karena berat bahan
organik pada tanah permukaan lebih kecil dari pada berat benda padat tanah
mineral dari subsoil, volume yang sama. Top soil banyak mengandung bahan
organik sehingga Particle Density-nya pun rendah.
2. Particle Density berdasarkan fase padat tanah
Berat jenis butiran
tanah adalah berat suatu volume fase padat tanah, biasanya dinyatakan gr/cm3.
Berat jenis butiran ini beragam antara 2,6 2,7 gr/cm3 rata-rata
berat tanah mineral biasanya sebesar 2,67 gr/cm3 untuk kepentingan
praktis sehingga menentukan nilai Particle Density. Particle Density dapat
ditentukan dari berat padatan tanah (tanah kering) yang sudah di oven selama 24
jam. Dengan mengetahui volume padatan tanah (tanah kering), maka dapat
menghitung besarnya paerticle density. Persamaan dapat ditulis: 
Dimana, 
Ms = berat tanah
kering (gram)
Vs = volume tanah
kering (cm3)
2.5 Porositas Tanah
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam
menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat bulk density.
Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas
tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah
tersebut memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah
sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.
Besarnya porositas tanah dapat dihitung
dengan mengetahui besarnya bulk density dan besarnya particle density yang
dikalikan dengan 100%. Satuan dari porositas tanah adalah %. Persamaan yang
digunakan untuk menghitung porositas tanah yaitu: Porositas tanah, n = 
2.6
Ketebalan
Air
Tebal
air yang dikandung oleh suatu tanah dapat diumuskan:
d = Pv . D
Dimana: D = Tebal lapisan tanah, dimana air
yang bersangkutan dikandungnya, biasanya setara dengan lapisan akar (cm)
2.7
PF
Konsep air tanah yang tertahan pada berbagai tegangan
(hisapan) adalah sangat penting.Konsep ini menjelaskan perubahan secara
kontinyu, air irigasi yang dapat tersedia untuk tanaman pada kondisi tidak
jenuh dinyatakan dalam PF , dimana PF= log tinggi tegangan air (dinyatakan
dalam tinggi kolom air cm) . Air yang tersedia adalah perbedaan antara air yang
bertahan pada kondisi kapasitas lapang (air yang bertahan pada 1/3 atm) dan air
yang bertahan secara erat pada pori yang sangat kecil, atau sebagai lapisan
kohesi yang tipis (air pada titik layu, pada 15 atm).
BAB
3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Waktu : Senin, 22 Oktober 2012. Pukul 07.00 sd 11.00
Tempat
: Lab. TPKL FTP UJ
3.2 Alat dan Bahan
·
Tanah
yang dibuat berbeda tingkat kebasahannya dengan proses pengeringan alami
·
Tensiometer
·
Alat
pengambil contoh tanah (kaleng berlubang)
·
Kantong
Plastik
·
Timbangan
Analitik
·
Oven
·
Ember
3.3 Cara Kerja
1
Pengukuran
Bulk Density (As) dan menghitung porositas tanah
a.
Ambil
contoh tanah menggunakan kaleng yang telah dilubangi kedua ujungnya
b.
Tanah
ditimbang (sebagai berat tanah basah)
c.
Keringkan
tanah dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105oC kemudian ditimbang
(sebagai berat kering)
d.
Menghitung
Bulk Density, As =
= 
e.
Hitung
porositas tanah dengan asumsi ρs =
2,65 gr/cm3
n =
=
x 100%
2
Pengukuran
Tanah dengan Tensiometer
a.
Isi
ember berukuran besar dengan tanah
b.
Masukkan
tensiometer ke dalam tanah
c.
Sirami
tanah hingga jenuh
d.
Isikan
air ke dalam tensiometer sampai terjadi keseimbangan dengan air tanah, pastikan
tensiometer kedap udara (ditutup rapat)
e.
Tempatkan
ember ditempat yang teduh
f.
Catat
kelengasan tanah berdasarkan hisapan
3
Mengukur Kandungan Air Tanah dalam % volume
secara gravimetri
a.
Ambil
contoh tanah dari dalam ember pada kedalaman 50% dari tebal tanah, masukkan
dalam cawan dan timbang (gram)
b.
Keringkan
tanah dalam oven selama 24 jam
c.
Hitung
kelengasan tanah dalam % berat tanah kering
Pm =
x 100 %
d.
Hitung
kelengasan tanah air dalam % volume : Pv = Pm.As. % volume
e.
Pengamatan
dilakukan tiap hari selama 3 hari.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kendala Praktikum
Kendala
– Kendala yang dihadapi saat praktikum diantaranya :
1.
Waktu
Praktikum pengukuran lengas tanah ini
mengambil waktu diluar jam kuliah, sehingga banyak terbentur kendala dengan
jadwal lain baik dari pihak praktikan maupun asisten.
2.
Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum sebaiknya
terpisah dengan praktikum lain, seperti contohnya tempat praktikum infiltrasi
tanah berlokasi dekat dengan lokasi praktikum penyangkokan dan perkecambahan.
3.
Alat
Alat yang digunakan saat praktikum tidak
sesuai dengan jumlah kelompok yang telah dibagi. Jumlah alat cenderung lebih
sedikit sehingga dari beberapa kelompok tersebut harus direduksi menjadi
beberapa kelompok saja.
4.2 Pembahasan Perhitungan
Dari praktikum yang telah dilakukan selama
empat hari didapat beberapa data sebagai berikut:
1. Hari
pertama (Senin, 22 Oktober 2012)
a)
Berat
cawan = 3,00 gram
Tinggi kaleng = 8,360 cm
Diameter kaleng = 7, 75 cm Jari-jari kaleng = 3,875 cm
Volume
kaleng =
= 337,846 cm3
b)
Berat
tanah basah + cawan = 14,51 gram
Berat
tanah kering + cawan = 11,57 gram
c)
Berat
tanah basah + kaleng = 442,96 gram
Berat
tanah kering + kaleng = 367,43 gram
2. Hari kedua (Selasa, 23 Oktober 2012)
Berat tanah basah + cawan = 11,8 gram
Berat tanah kering + cawan = 9,65 gram
3. Hari ketiga (Rabu, 24 Oktober 2012)
Berat tanah basah + cawan = 17,30 gram
Berat tanah kering + cawan = 14,93 gram
4. Hari keempat (Kamis, 25 Oktober 2012)
Berat tanah basah + cawan = 13,60 gram
Berat tanah kering + cawan = 10,86 gram
4.2 Perhitungan
Bulk Density dan Porositas Tanah
Untuk perhitungan Bulk Density dibutuhkan data berat tanah kering dan volume tanah
kering dengan rumus As =
dengan Ms adalah berat tanah
kering (gram) dan Vt adalah volume tanah kering (cm3). Data berat
tanah kering dari pengamatan yang telah dilakukan didapat sebesar 367,43 gram.
data volume tanah kering adalah sama dengan volume silinder kaleng, volume
kaleng ini sebesar 337,846 cm3. Setelah data-data yang
dibutuhkan diketahui, substitusikan ke dalam rumus As =
. Nilai Bulk Density setelah
dihitung sebesar 1,311 gram/cm3.
Perhitungan Porositas tanah diperlukan data Bulk Density dan
(massa jenis tanah) yang telah
ditentukan sebesar 2,65 gram/cm3. Untuk menghitung porositas tanah,
digunakan rumus
. Substitusikan nilai As dan
yang telah diketahui ke dalam
formula tersebut. Nilai porositas tanah setelah dihitung sebesar 50,52%.
4.3 Perhitungan
Tebal Kandungan Air Tanah untuk Ketebalan Tanah dalam Ember
Perhitungan tebal kandungan air dalam tanah dapat dihitung dengan
menggunakan formula d = Pv x D. D
adalah tebal lapisan tanah, dimana air yang bersangkutan dikandungnya, biasanya
setara dengan lapisan akar (cm). Sebelumnya hitung nilai Pv dengan rumus
. Pm adalah kandungan lengas dalam % berat tanah kering, nilai As telah
diketahui yaitu 1,311 gram/cm3. Nilai Pm diketahui 24%, dihitung
dari rumus
.
, Mw adalah berat air dalam tanah (gram) dan Ms adalah berat padatan
(gram). Setelah nilai Pm dan As diketahui, substitusikan ke persamaan
sehingga didapat nilai Pv sebesar
22,56%.
Nilai Pv tersebut selanjutnya disubstitusikan ke persamaan d
= Pv x D. Nilai D ini
menggunakan tinggi kaleng (silinder) yaitu 7,175 cm. nilai d (tebal air yang
dikandung dalam tanah) telah diketahui sebesar 1,59 cm/7,175 cm, artinya setiap 8,360 cm tebal tanah mengandung tebal
air setinggi 1,88 cm.
4.4 Perhitungan
Kadar Air dalam Tanah
Kadar air dalam tanah dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
. Kadar air dalam empat hari pengamatan memiliki nilai yang berbeda.
Kadar air pada hari pertama sampai hari keempat berturut-turut dari perhitungan
dengan rumus diatas adalah sebesar 12,43%, 34,3%, 31,7%
dan 25,41%. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa kadar air dalam tanah akan berkurang karena terjadinya
evaporasi (penguapan) yang terjadi pada tanah tersebut. Berkurangnya kadar air
dalam tanah dapat dilihat secara visual/fisik yaitu tanah mulai kering dan
bertekstur remah.
. Kadar air dalam empat hari pengamatan memiliki nilai yang berbeda.
Kadar air pada hari pertama sampai hari keempat berturut-turut dari perhitungan
dengan rumus diatas adalah sebesar 12,43%, 34,3%, 31,7%
dan 25,41%. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa kadar air dalam tanah akan berkurang karena terjadinya
evaporasi (penguapan) yang terjadi pada tanah tersebut. Berkurangnya kadar air
dalam tanah dapat dilihat secara visual/fisik yaitu tanah mulai kering dan
bertekstur remah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkurangnya
kadar air dalam tanah adalah suhu, RH,
jenis tanah dan cuaca. Semakin tinggi suhu lingkungan, semakin besar
evaporasi yang terjadi dan semakin banyak air yang meguap. Cuaca sangat
berpengaruh terhadap besarnya evaporasi tanah sehingga mempengaruhi jumlah
kadar air dalam tanah.
4.5 Grafik
Hubungan Kandungan Air Tanah dengan Tekanan dari Tensiometer dan Persamaannya

Pada praktikum Penentuan Kadar Lengas Tanah
diukur menggunakan tensiometer. Saat
tensiometer menunjukkan angka 3 PF,
Kadar Air Tanahnya sebesar 34,3. Saat tensiometer menunjukkan angka 11
PF, maka kadar air tanahnya sebesar 31,7. Dua pengamatan terakhir menunjukkan
saat tensiometer senilai 7 PF kadar airnya senilai 2. Pada hal ini terjadi
kesalahan dari pengamatan karena nilai tekanan tensiometer besar, kadar air
mengecil. Hal ini dikarenakan kesalahan praktikan ataupun kesalahan alat. Data
terakhir menunjukkan tekanan senilai 3 memilki kadar air senilai 25,41
DAFTAR PUSTAKA
Indranada,H.1994.Pengelolaan Kesuburan Tanah.Semarang:Bumi Aksara
Sutedjo,M dan Kartasapoetra.1991.Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta:
Rineka Cipta
2011. http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2111653-tinjauan-pustaka-bulk-density. [24 0ktober 2012]
LAMPIRAN
1.
Perhitungan Bulk Density (As), porositas tanah (n), tebal kandungan air tanah
(d)
Diketahui:
Berat kaleng = 29, 83 gram
Tinggi kaleng = 8,360 cm
Diameter kaleng = 7,175 cm
Jari-jari kaleng = 3,5875 cm
Volume kaleng =
= 337,846 cm3
Ditanya:
a.
Bulk Density
b.
Porositas
Tanah
c.
Kandungan
air
d.

e.
Pm
f.
Particle Density
g.
Kadar
air (%)
h.
Pv
i.
d
Jawab:
a.
As =
= 
=
= 1,311 gram/cm3
b.
Porositas
Tanah =
=
= 50,52 %
c.
Kandungan
air = (442,96 – 29,83) gram – (367,43 – 29,83) gram
= 413,13 gram – 337,6 gram
=75,53 gram
d.
=
=
= 0,17
e.

= 0,17 x 100% = 17 %
f.

=
= 1,08 gram /cm3
g.
KA (%)
= 
=
= 12,43 %
h.
Pv = 
= 
i.
d = Pv x
D
=
cm = 1,59 cm/7,175 cm
2.
Perhitungan Hasil Pengamatan
a.
Hari ke
1 (Senin, 22 Oktober 2012)
a)
Kandungan
air = (14,51 – 3) gram – (11,57 – 3) gram
= 11,51 gram – 8,57 gram
= 2,94 gram
b)
=
=
= 0,25
c)

= 0,25 x 100% = 25%
d)

=
= 0,025 gram /cm3
e)
KA (%) = 
=
= 34,3 %
b.
Hari ke
2 (Selasa, 23 Oktober 2012)
a)
Kandungan
air = (11,8 – 2,87) gram – (9,65 – 2,87) gram
= 8,93
gram – 6,78 gram
= 2,15
gram
b)
=
=
= 0,22
c)

= 0,22 x 100% = 22%
d)

=
= 0,019 gram /cm3
e)
KA (%)
= 
=
= 31,7 %
c.
Hari ke
3 (Rabu, 24 Oktober 2012)
b)
Kandungan
air = (19,2 –17,3 ) gram – (18,8 – 17,3) gram
= 1,9 gram – 1,5 gram
= 0,4 gram
c)
=
=
= 0,02
d)

= 0,02 x 100% = 2%
e)

=
= 0,055 gram /cm3
f)
KA (%)
= 
=
= 2 %
d.
Hari ke
4 (Kamis, 25 Oktober 2012)
a)
Kandungan
air = (14,51 – 10,86) gram – (11,57 – 10,86) gram
= 3,65 gram – 0,71 gram
= 2,94 gram
5.
=
=
= 0,215
6.

= 0,215 x 100% = 21,5%
7.

=
= 0,034 gram /cm3
8.
KA (%)
= 
=
= 25,41 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar